Sejarah sebagai Disiplin Ilmu Sosial

sejarah sebagai disiplin ilmu sosial

Sejarah, sebagai salah satu cabang ilmu sosial, memiliki akar kata dari istilah Yunani “storta”, dalam bahasa Latin dikenal sebagai “historia”, yang secara harfiah mengacu pada “apa yang terjadi.” Istilah ini dengan baik menggambarkan subjek disiplin ilmu ini, yakni studi tentang masa lalu manusia. Sejarah menjangkau berbagai aspek dari masa lalu manusia, baik itu yang bersifat politik, ekonomi, keagamaan, maupun budaya.

Sejarah mengacu pada aliran waktu yang disebut sebagai peristiwa sejarah. Hal ini menunjukkan hubungan antara peristiwa-peristiwa ini dan dengan jelas membenarkan bahwa tonggak-tonggak tertentu tidak terjadi secara kebetulan, melainkan memiliki urutan internal, logika, dan makna tertentu. Ottova Encyclopedia of History, misalnya, mendefinisikan sejarah sebagai ilmu tentang perkembangan manusia, baik dalam kehidupan sosial maupun moral.

Bagaimana Sejarah Berasal?

Keharusan untuk mempelajari masa lalu telah menjadi bagian dari karakteristik manusia. Sebagai salah satu sejarawan penting pertama, kita mengenal seorang pria bernama Thúkydidés. Seorang sejarawan Yunani dan politisi yang terkenal sebagai penulis karya klasik, “Sejarah Perang Peloponnesia”. Dengan upaya objektivitasnya dan pencarian penyebab, ia meletakkan dasar bagi historiografi modern. Di samping kontribusinya terhadap sejarah, ia juga dianggap sebagai bapak dari aliran realisme dalam politik.

Di wilayah Ceko, historiografi juga mulai berkembang sejak awal. Hal ini terjadi sejak berdirinya kadipaten Ceko pada abad ke-9. Kronik-kronik menjadi sumber utama dalam upaya menyusun sejarah pada masa itu dan tetap menjadi salah satu sumber historiografi naratif yang paling penting hingga saat ini.

Metode Apa yang Digunakan oleh Sejarah?

Sejarah menggunakan berbagai metode untuk keperluan penelitiannya, termasuk:

Heuristik, yang berkaitan dengan pengumpulan sumber dan literatur. Kritik sumber, yang menilai keaslian dan keandalan sumber-sumber ini serta kegunaannya dalam praktik. Interpretasi, yang dilakukan dengan membandingkan konten dari berbagai sumber informasi. Sintesis, yang menghasilkan ringkasan dari informasi yang dikumpulkan. Selain studi umum tentang sejarah, penelitian sejarah juga dapat difokuskan pada bidang khusus, seperti sejarah seni atau sejarah kehidupan sehari-hari.

Ilmu-ilmu Bantu Sejarah

Untuk mengkaji dan menilai sumber-sumber dalam ilmu sejarah, tradisionalnya digunakan ilmu-ilmu bantu sejarah. Awalnya ada sebelas jenis ilmu bantu sejarah, di antaranya:

  • Paleografi – studi tentang tulisan kuno.
  • Kodikologi – studi tentang naskah (terutama yang berasal dari abad pertengahan).
  • Epigrafika – studi tentang prasasti.
  • Diplomatika – studi tentang dokumen resmi.
  • Kronologi – studi tentang metode pengukuran waktu.
  • Sfragistika – studi tentang segel.
  • Veksilologi – studi tentang bendera dan panji.
  • Heraldika – studi tentang lambang, kadang-kadang dipisahkan dari heraldika.
  • Faleristika – studi tentang tanda kehormatan dan orde.
  • Genealogi – studi tentang hubungan keluarga.
  • Numismatika – studi tentang koin.
  • Metrologi – studi tentang pengukuran dan timbangan.

Apa Makna Sejarah?

Makna dari kajian sejarah dan pembelajaran sejarah sangat baik diilustrasikan oleh kutipan dari seorang politisi, orator, dan filsuf Romawi Cicero, yang menyatakan: “Historia magistra vitae” atau “sejarah adalah guru kehidupan.” Sejarah memungkinkan kita untuk memahami masa kini melalui telaah masa lalu, dan juga sebagai pembelajaran untuk masa depan. Kita sendiri, dalam kenyataan saat ini, adalah bagian dari sejarah yang sedang terjadi. Realitas aktual akan segera menjadi bagian dari aliran waktu. Kontinuitas ini adalah sesuatu yang harus kita sadari.

Apa Tantangan Sejarah?

Sejarah dapat dianggap sebagai ilmu interpretatif, bukan deskriptif. Salah satu tantangannya adalah bahwa sejarah tidak dapat memberikan kesimpulan yang objektif seperti halnya ilmu-ilmu alam. Selain itu, penting untuk mempertimbangkan relevansi dari interpretasi tersebut. Jika terkait dengan perubahan sosial dan politik, hasil-hasil pemikiran sejarawan dapat dianggap relevan. Namun, sejarah sebaiknya tidak pernah diselidiki semata-mata untuk kepentingannya sendiri.

Pada suatu waktu, disiplin ini yakin bahwa ia dapat mencapai tingkat ilmu alam, dengan tujuan untuk hanya menginterpretasikan apa yang ditemukan dalam sumber-sumber. Hal ini dikenal sebagai positivisme historis.

Saran terbaik setelah membaca artikel ini adalah untuk terus mengeksplorasi sumber-sumber historis yang beragam, serta memahami interpretasi dan keterbatasan dari sudut pandang sejarah. Menyadari bahwa sejarah bukan hanya catatan, tetapi juga interpretasi, akan membantu kita menghargai peran pentingnya dalam membentuk pemahaman kita tentang masa lalu, masa kini, dan masa depan.

Anda telah membaca artikel tentang "Sejarah sebagai Disiplin Ilmu Sosial". Semoga menambah wawasan dan bermanfaat.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *